Persalinan dengan vakum

Persalinan dengan Vakum (Ekstrasi Vakum)

vakum ekstraksi

vakum ekstraksi

Disebut juga ekstrasi vakum. Vakum adalah seatu alat yang menggunakan cup ppenghisap yang dapat menarik bayi keluar dengan lembut.

Cara kerjanya sangat sederhana, yaitu vakum diletakan diatas kepala bayi, kemudian ada selang yang menghubungkan mangkuk ke mesin yang bekerja dengan listrik atau pompa. Alat ini berpungsi membantu menarik kepala bayi ketika Anda mengejan. Jadi tarikan dilakukan saat Anda mengejan, dan saat mulut rahim sudah terbuka penuh (FASE KEDUA) dan kepala bayi sudah berada dibagian bawah panggul. Continue reading

Posted in ASKEB PATOLOGI, ASUHAN KEBIDANAN, BBL, NEONATUS | Tagged , , | Leave a comment

patologi kehamilan : LETAK SUNGSANG

Letak Sungsang

 

A.    Pengertian

patologi ANC

patologi ANC

Letak sungsang adalah letak memanjang (Membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah.

 

B.     Klasifikasi

1.      Letak bokong murni ® Presentasi bokong murni (Frank Brech)

Bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus ke atas.

2.      Letak bokong kaki ® Presentasi bokong kaki ( Complete Brech) disebut bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.

3.      Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Brech)

Adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri dari:

Continue reading

Posted in ASKEB PATOLOGI, ASUHAN KEBIDANAN | Tagged , , | Leave a comment

BAYI BBLR

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 

BAYI BBLR

BAYI BBLR

      Ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499). Bayi lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan), mungkin juga cukup bulan (dismatur) (Saifuddin, 2006).

    Pada tahun 1961, WHO mengganti istilah bayi prematur dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi prematur (Winkjosastro, 2006).

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (Prawirohardjo, 2006). Continue reading

Posted in ASUHAN KEBIDANAN, BALITA, BBL, NEONATUS | Tagged , , , | 2 Comments

GIZI BURUK

Gizi Buruk Pada Balita

BAYI DENGAN GIZI BURUK

BAYI DENGAN GIZI BURUK

 

1.     Pengertian

Gizi Buruk adalah kondisi tubuh yang tampak sangat kurus karena makanan yang dimakan setiap hari tidak dapat memenuhi zat gizi yang dibutuhkan terutama kalori dan protein.

 

2.     Penyebab

  • Kurang makanan bergizi dalam waktu yang lama
  • Makan tidak teratur
  • Mengalami gangguan fungsi saluran pencernaan

 

 

3.     tanda dan Gejala

  • Berat badan kurang dari berat badan seharusnya
  • Lesu dan pucat
  • Rambut lusuh dan mudah rontok
  • Mudah lelah
  • Pertumbuhan kurang

 

4.     Akibat

  • Gangguan Pertumbuhan
  • Gangguan perkembangan kecerdasan anak
  • Terkena penyakit seperti : diare, pilek, campak dan cacingan

READ MORE OR DOWNLOAD FILE Gizi Buruk Pada Balita

 

Posted in ASUHAN KEBIDANAN, BALITA, BBL | Tagged , , , | 2 Comments

IKTERUS PADA BAYI

ikteric-baby

Tanda dan Gejala Penyakit Ikterus Neonatorum Pada Anak

Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan bilirubin. Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan.

Ada beberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik:

1. Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
2. Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam
3. Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis)
4. Ikterus yang disertai oleh:
* Berat lahir <2000 gram * Masa gestasi 36 minggu * Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates (SGNN) * Infeksi * Trauma lahir pada kepala * Hipoglikemia, hiperkarbia * Hiperosmolaritas darah 5. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB)

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala:

1. Dehidrasi
* Asupan kalori tidak adekuat (misalnya: kurang minum, muntah-muntah)
2. Pucat
* Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidakcocokan golongan darah ABO, rhesus, defisiensi G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular.
3. Trauma lahir
* Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala), perdarahan tertutup lainnya.

4. Pletorik (penumpukan darah)
* Polisitemia, yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi KMK
5. Letargik dan gejala sepsis lainnya
6. Petekiae (bintik merah di kulit)
* Sering dikaitkan dengan infeksi congenital, sepsis atau eritroblastosis

7. Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)
* Sering berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit hati
8. Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)
9. Omfalitis (peradangan umbilikus)
10. Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)
11. Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)
12. Feses dempul disertai urin warna coklat
* Pikirkan ke arah ikterus obstruktif, selanjutnya konsultasikan ke bagian hepatologi.

Penatalaksanaan

1. Pertimbangkan terapi sinar pada:

* NCB (neonatus cukup bulan) – SMK (sesuai masa kehamilan) sehat : kadar bilirubin total > 12 mg/dL
* NKB (neonatus kurang bulan) sehat : kadar bilirubin total > 10 mg/dL

2. Pertimbangkan tranfusi tukar bila kadar bilirubin indirek > 20 mg/dL
3. Terapi sinar intensif
* Terapi sinar intensif dianggap berhasil, bila setelah ujian penyinaran kadar bilirubin minimal turun 1 mg/dL.

Pemeriksaan penunjang

1. Kadar bilirubin serum (total)
2. Darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi
3. Penentuan golongan darah dan Rh dari ibu dan bayi
4. Pemeriksaan kadar enzim G6PD
5. Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi tiroid, uji urin terhadap galaktosemia.
6. Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah, urin, IT rasio dan pemeriksaan C reaktif protein (CRP).

READ MORE OR DOWNLOAD KLIK HERE ikterus neonatorum

Posted in ASUHAN KEBIDANAN, BBL, NEONATUS | Tagged , , | Leave a comment

ASUHAN KEBIDANAN

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. 1.      Latar Belakang

Yang dimaksud dengan hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan, apabila dalam kehamilan disertai dengan proteinuria dan edema maka disebut preeklamsia yang tidak murni atau tidak superimposed pre-eklamsia

Penyakit hipertensi menahun merupakan penyakit yang sudah ada sebelum wanita hamil dan yang terbanyak disebabkan oleh penyakit pembuluh darah (hipertensi esensial) dan penyakit ginjal

Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu, jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui sulit membedakan antara pre-eklamsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian tangani sebagai hipertensi karena kehamilan.

  1. 2.      Tujuan Penulis
    1. a.      Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam dari pengalaman yang nyata dalam melaksanakan manejemen kebidanan.

  1. b.      Tujuan Khusus
    1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada klien
    2. Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah pada klien
    3. Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah potensial pada klien
    4. Mahasiswa diharapkan mampu membantu identifikasi tindakan segera pada klien
    5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan intervensi pada klien
    6. Mahasiswa mampu membuat intervensi yang telah ditentukan pada klien
    7. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien
    8. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan dokumentasi asuhan kebidanan terhadap tindakan yang dilakukan

 

 

 

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

 


BAB 2

TINJAUAN TEORI

 

2.1    Konsep Dasar Kehamilan

Adapaun batasan atau pengertian kehamilan normal multigravida dengan hipertensi kronis adalah :

2.1.1        Kehamilan Normal

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahinrya janin, lamanya hamil adalah 280 hari 140 minggu atau 9 bulan 7 hari di hitung dari hari pertama haid terakhir

(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : 89)

Asuhan kebidanan merupakan bagian dari pelayanan yang diarahkan untuk menjamin agar setiap wanita hamil dan menyusui bayinya dapat memlihara kesehatannya sesempurna-sempurnanya. Dan dapat merawat bayinya dengan baik guna tercapai keluarga kecil bahagia sejahtera.

(Ilmu Kebidanan, 2002 : 3)

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang egois untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.

(Varney, 1997)

2.2    Konsep Dasar Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan

2.2.1        Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan

Hipertensi kronis adalah hipertensi yang dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu

(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Noenatal, 2002)

     Hipertensi kronis jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, sulit membedakan antara preeklamsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian, tangani sebagai hipertensi karena kehamilan

2.2.2        Etiologi

Penyebab utama dalam kehamilan adalah :

2.2.2.1  Hipertensi Esensial

Adalah penyakit hipertensi yang mungkin disebabkan oleh faktor heriditer serta dipengaruhi oleh faktor emosi dan lingkungan

2.2.2.2  Penyakit Ginjal

Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomik ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik.

2.2.3        Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi adalah sebagai berikut :

2.2.3.1  Hipertensi Karena Kehamilan

  1. Sering pada primigravida, patologi telah terjadi akibat implantasi sehingga timbul iksemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi.
  2. Resiko meningkat pada :

–         Masa placenta besar (pada gemeli, penyakit trofoglas)

–         Diabetes militus

–         Iso imunisasi rhesus

–         Faktor krediter

–         Masalah vaskuler

  1. Hipertensi karena kehamilan

–         Hipertensi protein atau edema

–         Preeklamsia ringan

–         Preeklamsia berat

–         Eklamsia

  1. Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia ringan sering ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah
  2. Preeklamsia berat diagnosis pada kasus dengan salah satu gejala berikut :

–         Tekanan diastolik > 110 mmHg

–         Protein urin ³ 2 +

–         Oligo uria < 400 ml per 24 jam

–         Edema paru: nafas pendek, siomosis, ronkhi

–         Gangguan pengliharan : skotama atau penglihatan berkabut

–         Nyeri kepala hebat tidak berkurang dengan analgesik biasa

  1. Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala preeklamsia berat dan kejang

–         Kejang terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi

–         Kome terjadi sesudah kejang dapat berlangsung lama (berjam-jam)

2.2.3.2  Hipertensi Kronik

  1. Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu
  2. Superimposed preeclansia adalah hipertensi kronik dengan preeklamsia

2.2.4        Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan

  1. Pertumbuhan janin terhambat
  2. Kematian janin
  3. Persalinan prematur
  4. Solutio placenta

2.2.5        Pengaruh Kehamilan Terhadap Hipertensi

  1. Perdarahan serebral
  2. Gagal jantung, ginjal, hati
  3. Tromboembolisme
  4. Gangguan pembengkakan

2.2.6        Diagnosa

2.2.6.1  Hipertensi Karena Kehamilan

  1. Hipertensi

Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg

  1. Preeklamsia ringan

Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg

Tanda : protein uria 1 +

  1. Preeklamsia berat

Tekanan darah yaitu tekanan diastolik > 110 mmHg

Tanda : proteinuria 2 +, oliguria, triperfleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium

  1. Eklamsia

Tekanan darah : yaitu hipertensi                        Tanda : kejang

2.2.6.2  Hipertensi Kronik

  1. Hipertensi kronik

Tekanan darah adalah hipertensi

Tanda : kehamilan < 20 minggu

  1. Superimpossed preeklamsia

Tekanan darah adalah hipertensi kronik

Tanda : protein uria + tanda-tanda lain pre eklamsia

2.2.7        Pencegahan

2.2.7.1  Hipertensi Kehamilan Tanpa Protemania

Jika kehamilan < 37 minggu tangani secara rawat jalan

  1. Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi jamiran setiap minggu
  2. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia
  3. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan

2.2.7.2  Pre-eklamsia Ringan

Jika kehamilan < 37 minggu, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan

  1. Pantau tekanan darah, protein urine, refleks dan kondisi janin
  2. Lebih banyak istirahat
  3. Diet biasa
  4. Tidak perlu diberi obat-obatan
  5. Jika rawat jalan tidak perlu rawat rumah sakit

–         Diet biasa

–         Pantau tekanan darah 2 x sehari proteinurea 1 x sehari

–         Tidak perlu obat-obatan

–         Tidak perlu diureetik dll

Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi

  1. Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin SIV dalam 500 ml dektrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
  2. Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin musprostal

2.2.7.3  Preeklamsi Berat dan Eklamsi

Penanganan preeklamsi berat dan eklampsi sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia

2.2.7.4  Hipertensi Kronik

  1. Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat anti hipertensi, dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatan tersebut
  2. Jika tekanan diaslotik > 110 mmHg atau tekanan sistolik   ³ 160 mmHg berikan anti hpertensi
  3. Jika terdapat proteinuria, pikirkan suporimpossed preeklamsia
  4. Istirahat
  5. Pantau pertumbuhan dan kondisi janin
  6. Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm
  7. Jika terdapat preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat atau gawat janin lakukan 2-5 IV dengan 50 ml dektrose perintus 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin. Jika servik belum matnag berikan prostaglandin, miso prostol, aral kateter foloy
  8. Observasi komplikasi seperti solusio placenta, atau supperimpossed prreklamsia

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD

TEST UPLOAD FILE

Posted in ASUHAN KEBIDANAN, HIBURAN, KOMIK, Uncategorized | Tagged , , | 1 Comment